Kecantikkan sempurna yang tak terlukiskan,
yang takkan mungkin ku miliki,
karena kau wanita ber-Salib.
Tapi senyum dan rona merah bibirmu-
dan sepenggal kisah dulu akan
selalu menjadi cerita yang abadi
meski semua ini dipisahkan nasib.
Biarlah kau hanya cinta dalam hatiku,
karena setelah kita saling tahu
kita 'berbeda', kau segera menjauh.
Hanya telfonmu dan lembut suaramu;
riang renyah canda dan tawamu;
yang telah jadi kenangan terakhirmu.
Ruang registrasi adalah tempat awal jumpa,
Ruang itu kini telah hampa, belum terpugar.
Seperti itu pulakah cerita menjadi hampa?
Ingatku ini belumlah dan takkan pernah pudar!
Pelajaran Kimia selalu mencekam bagiku,
tapi berbeda dengan Lab. Kimia kampusmu
itu tempat tepat kita berbagi ilmu-ilmu.
Aku belajar banyak dari ketekunanmu-
Dan seberkas asa di Jl. Jatiwinangun.
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem