Rubaiyat [lii]: Kubaca Nisan Di Bibir Mei Poem by Ilham Q Moehiddin

Rubaiyat [lii]: Kubaca Nisan Di Bibir Mei

1)
pada petang yang rawan, di bulan kelima
seorang gadis mendirikan si yue
dia mematung, wajahnya seputih salju
pada empat fenmu, air matanya dikuburkan

mentari yang membakar ilalang
warna merah mesti kembali dimaknai
warna-warni masih basah
pada kuas yang menari, melukis shengshi

rembulan hinggap pada pipi yang dalu
kukisahkan padamu tentang sepasang dabailu
bakarlah xiang, tiga belas batang
lalu berharap pakkung memelukmu

2)
jin, hei, huang, hong
sepasang dabailu menari, meliuk sedih
jin, hei, huang, hong
berpeluk damai di bawah bongpay

serunai bertebaran, angin menghantar
rembulan tersedu-sedu di dalam lampion
enam bajingan merapun, meichan terjun
tak mau diperkosa, meichan memilih mati

3)
tiga belas tahun yang kilas
waktu menguap terbawa angin
rumah kita dikepung jahanam dan nyala
amarah senak di bibir jendela

sembilu ditorehkan, pada urat leher
jingmei dan tiga anak perempuannya
diseret, diperkosa, dinista
sejak itu, keadilan tenggelam di saku

jingmei memang tak mati, tapi hatinya jeri
rasa malu meneror hari-hari
bersimpuh pada yizi, jingmei bertumpu di zhuozi
di depan chibang dan qiaodao yang lindap

berdiamlah di sisiku, mei
sebab kemanusiaan telah pergi bertamu
persekutuan hanya abadi di dalam fenmu
pahatlah keadilan di permukaan mubei


(10 - 12 Mei 2011)



*) si yue; nisan/ fenmu; kuburan/ shengshi; batu suci/ dabailu; burung bangau/ xiang; dupa/ pakkung; dewa tanah/ jin; emas/ hei; hitam/ huang; kuning/ hong; merah / bongpay; nisan/ yizi; kursi/ zhuozi; meja/ chibang; sayap/ qiaodao; tokdow

COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success