Bibirmu rekah saat matamu terpejam.
Lehermu menjerang gairah kita yang kejam.
Rambutmu belah membungkus lebam.
Di sepersepuluh pertemuan tubuh, kita tenggelam.
...
1
Evening winds comb my hair. In Carbonia, I swung to the top of my longing for the memories. Love the wind has been sailing the coast anchored to Sassari. This was plain-Vernaccia me away from the crazy drunken desires. Oh, the girls are ripe Oristano, I waved my passion.
...
padang tiah tak pernah menyimpan jejak
setiap sejarah yang lewat padanya, dikuburkan
muru'ah yang lindap makin tanak
saat saifun kembali disarungkan
...
kusampaikan berahi lamat-lamat
tak akan kujawab pertanyaanmu
kusimpan berahi rapat-rapat
sampai bibirku tenggelam pada lehermu
...
terlunta lapar
menjerit di pagi yang jajar
akal busuk sudah manyar
pada penantian di mahsyar
...
jika engkau tak menjenguk, mana mungkin padamu aku kelak ruah
aku bukan orang saleh yang bisa mengubah tongkat serupa ular
tidak pula begitu gampang menemukan wadi' di padang tiah
bahkan awan tak menaungi kepalaku jika aku menggelintar
...
komariah bersalin, wajahnya tak seperti dulu
ada tunas tumbuh di kepalanya
wangi selaksa raksi, kenyataan yang membuat pilu
tersisa belahan sang nabi pada permukaan tubuhnya
...
pada sore yang terlambat
rindunya merambat
tak ada kain yang membebat
luka di hati yang mengulat
...
In the lower layers of cloth, a white face. Water shawl draped over their shoulders, your bun inserted last moon, as if nothing but a smile tears overflowed. Beautiful clouds rolling in the back sheng shan, wrap the morning sun, worshiped the edge of the luminous cloud when I climb on
...
1)
pada petang yang rawan, di bulan kelima
seorang gadis mendirikan si yue
dia mematung, wajahnya seputih salju
pada empat fenmu, air matanya dikuburkan
...