Rembulan Tua
Anak kecil menyorong rembulan,
Matanya tajam mennyisir garis-garis alam
Menghitung reruntuhan keinginan yang ia
Pendam saat senja mencuri gatra-gatra sang surya
“ ooow…….gelap”
Anak kecil menyanjung rembulannya
Di altar desa di tengah kerumunan massa
Sementara orang-orang terus bertanya dan bertanya
Kapan Tuhan menakdirkan kami untuk belajar menjadi
“KAYA”
Dan anak kecil itu terus menimang rembulannya
Menyanjung keindahan tatkala sore beranjak
Menanggalkan kelucuan-kelucuan hidup dalam
Tragedy teater yang berjudul
“samsara para raja”
Anak kecil itu membaca sajak rembulannya
Menggilas mitos dan klenik-klenik tua
Menengadah cakrawala luasnya wacana
Mencuri kisah obrolan para dewa dan raja –raja
“bahwa esok adalah waktu bagi sang rembulan tua”
04: 07: 06 23: 54 am
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem