terseok meniti tangga batu terjal
terik sang surya mencabik ajal
gaung rayuan setan menghadang
masihkah laa ilaha ilallah kita pegang?
tersungkur sujud di hamparan darah air mata
harta tahta wanita senantiasa dipersalahkan
khianat dusta dan tirani hiasi dunia fana
masihkah astaghfirullah kita ucapkan?
canda tawa si mungil nan polos tanpa dosa
hujan pagi semilir bayu belai desa dan kota
menguning padi membiru ombak menyejukkan
masihkah alhamdulillah kita lantunkan?
purnama raya melenggang di angkasa raya
selaksa bintang kejora tersenyum manis
gunung di ufuk timur gagah berbaris
masihkah subhanallah kita puja?
samudera luas dilayari bahtera Sang Nabi Nuh
sabar ikhlas kepada semua itulah Sang Nabi Isa
membelah laut merah itulah Sang Nabi Musa
masihkah allahu akbar kita unggah?
berduyun kunjungi baitullah dari penjuru jagad
marhaban ya lailatul qadar marhaban ya ramadhan
sungguh elok budi bahasa Sang Nabi Muhammad
masihkah laa haula wala quwata ila billah kita lafadzkan?
sangkakala bergema guncang langit bumi
semua yang bernyawa mati
tertunduk takut seluruh jiwa raga
masihkah bismillah kita eja?
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem