Mungkin Poem by Niken Kusuma Wardani

Mungkin

Aku berteguh, mengharapkan ini jalan akhirmu
Hingga tak perlu rasa sakit menahun yang hampir karat
Membelengguku dalam ketidakberdayaan semu
Keinginanku berlari darimu hampir terkubur
Seiring waktu, kau menariku jauh melampaui ambang mimpi
Terseret hasrat fana untuk merengkuhmu, kandas
Kau tidak pernah milikku dan aku menolak untuk mengerti
Dalam anganku, kita akan menyangkal takdir
Melepas segala milik dan hakikat diri yang palsu
Kebahagiaan yang kita miliki tapi tidak kita rasa
Tidak adil, untuk mereka ataupun kita
Tapi.. jalan ini tak berujung, kau pun enggan menepi
Seperti bayanganmu, Aku mengiringmu dalam diam
Tanpa pilihan, Aku bertahan dalam hempasan bimbang
Aku pemburu yang terperangkap dalam jaring
Menghitung sakit dan siksa dalam angan
Apalah Aku bila terlepas darimu, sehembus nafas?
Sebait sajak tanpa irama dan bumbu rasa? gamang dan anta
Tapi apakah aku disisimu? sebentuk piaraan digital?
Seperangkat aplikasi pembunuh waktu? sia-sia tanpa guna
Aku letih didera rasa dan fakta...
Rasa saat aku bersamamu
Fakta aku tak bisa bersamamu
Aku akan menyerah suatu saat, untuk alasan klasik
Tapi mungkin tidak sekarang, mungkin saat aku terlahir kembali
Untuk saat ini, Aku masih akan bernafas dalam hening
Mengabaikan kupu-kupu yang terlahir dari kepompong masa lalumu
Menyangkal detak jantung dan membungkam jerit nadiku
Sampaiku muak dengan jiwa pendustaku
Hingga kuberlari menemuimu, menaruh topengku di alas kakimu
Mungkin saat itu, kau yang sudah terlahir kembali
Akan menyerah untuk alasan klasik
Yah mungkin saja, hanya mungkin...

POET'S NOTES ABOUT THE POEM
Metro 032015
COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success