Mega Mendung Poem by Ahmad Shiddiqi

Mega Mendung

kusut masai seonggok tubuh tertatih
debu tebal selimuti jalan setapak nan terjal
onak meranggas di punggung hari nan sunyi
oh kemanakah setetes tirta pelipur lara?

peluh bercucuran turuni lembah kematian
cakar taring berbisa menyergap cepat
geliat jiwa nan rapuh lepas ke angkasa raya
oh mengapakah kidung asmara tiada lagi bergema?

nun jauh di rimba belantara yang terbakar berahi insani
pengembara berkuda terkungkung impian hampa
kemenyan wangi buai syahdu Sang Calonarang
oh akankah nirwana utus bala tentara bersutra dewangga?

keris Mpu Gandring berkarat digerus janji dusta
perahu Chengho tenggelam ditelan solidaritas membabibuta
wejangan Sang Sunan Kalijaga sudah lama dilupakan
oh tolong tolonglah wahai Sang Wara Srikandi!

mega berarak bertumpukkan
kilat geledek bersahut sahutan
banjir darah tumpah ruah ke Padang Kurusetra
oh datang datanglah wahai Sang Prabu Rama!

mendung menggantung labuhkan perih
kicau perkutut berdentam geram
seloka hiu macan miriskan arwah
oh bimbing bimbinglah kami
wahai Sang Mahapatih Gajahmada!

COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Ahmad Shiddiqi

Ahmad Shiddiqi

Semarang, Central Java, Indonesia
Close
Error Success