Nurcahyani
Nur, ingatkah saat lautan
uapkan panas lalu kau ingin
melayang ke langit.temui bocah
sendirian bermain di awan berpasir
dia akan kering bila kau tak hadir
punggung mulusnya dijilat matahari
yang tahu dia sendiri tak berayah+ibu
rengkuh.gendong dan bawa dia ke gundukan awan
yang matahari tak pernah bisa mengejar walau hanya
menyapa saja
Nur, uap rindu yang kau layangkan berkumpul di kering awan
mengumpul menjadi telaga.bocah itu tersenyum lalu menyelam
di kedalaman mencari jejak ibunya.
matahari lelah menunggu di tepian dan bulan memanggil dia
yang muncul bagai tuyul tak berbaju
Bocah itu menangis tak temukan jejak ibunya
Bocah itu tumpahkan air telaga melacak lagi
jejak ibunya. tapi kosong.dan air tertumpah
ke lautan yang surut. oh dia akan turun ke bumi
menuruni tangga pelangi bila terbit pagi
Nur, jika pagi surutkan mimpimu
dengarkan rengekan bocah
yang melihat pasir pantai
dia ingin bermain bersama karang
yang menyimpan kepiting nyasar.
Nur, bocah itu ingin menuju laut
mengejar ombak yang pernah
membawamu hilang
Bekasi,21032009
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem