Tika mata menatap wajah nan satu
Luluh segala resah yang bersarang
Tercurah rasa kasih dan sayang
Melata ke pelusuk jiwa nan kosong
Mendiami lubuk hati yang dalam
Tiada ungkap bisa ditutur
Bebaris bilah-bilah waktu menghitung
Detiknya akan tiba jua nanti
Mampukah berdiri saat itu kelak
Mengogoi pada yang tak akan kembali
Kesah dipendam bukan menidakkan
Sekadar bicara bukan tegal pada diri
Saat kecil itu penuh pengertian
Meniti detik-detik kemurniaan jiwa
Putih dan bersih tanpa noda
Membentang lembaran untuk dicanting
Membilang hari-hari nan pantas berlalu
Tidak terkejar dek masa yang singkat
Masih segar mendiam
Bersemarak bila tikanya
Mengukir puing-puing memori yang tinggal sedikit
Menjalin hubungan yang tidak akrab
Adakah waktu itu begitu disia-siakan
Sehingga diri terasa begitu kosong
Mengapai-gapai pada sebuah kebahgiaan yang tiada kunjung tiba
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem