Kuntilanak
Bulan menikam sepiku
mengoyak kebekuan
hati ini terbakar pada
ganas rindumu.
Tlah lama angin sampaikan kabarmu
pada nyanyi rindumu yang mengiris gendang telinga
menegakkan bulu kuduk. tentang kekasih yang kabur
dibawa roda gila, ia pergi setelah hempaskanmu
dalam tanah merah.
Tlah lama ingin seret aku ikuti permainanmu,
menari diantara sepi malam,
menyanyi dalam temaram lampu bulan,
tapi aku takut terbakar, meledak menjadi bintang
bisingkan malam yang sepi mulanya
oh aku takut meleleh,
habis
Bulan
jiwa ini mungkin kau bawa
mengikuti cahayamu
namun ragaku masih kaku terpendam
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem