Salahkah Aku
Salahkah aku buang bensin di jalan
sulutkan geretan, membakar kota,
dan orang-orang bergelimpangan,
sedang kamu menari-nari di atas reruntuhan
oh aku takjub melihatmu dan bertepuktangan
atas tarianmu
Salahkah membiarkanmu terbakar
sedang aku masih menghitung harga bensin
yang lenyap. dan kau masih juga menari-nari
di jalanan. lalu panggil namaku dalam lirikmu
ah...rupanya kau kesurupan seperti penari topeng
dan berlari-lari membakar kesepian kota
aku memang salah biarkan roda besi menggilas
runtuhan gedung, serpihan tulang busuk
dan kau yang kelelahan mencari aku
uh...kotamu dan engkau sudah musnah
tinggal sisa alasan ceritakan kejamku
bekasi,18012008
Ledakan Cinta
Akhirnya cintamu meledak
lemparkan kepingan rindu
menghujam perasaan terdalam
kami bergetar bayangkan malaikat datang
karena kematian sudah pasti ada
akhirnya mayat kami telantar
dengan wajah berdarah-darah
dan baju kami lusuh.
menunggu malaikat angkat ke langit
tapi dia tak mau mendekat, karena takut
tertimpa pecahan bom. sayapnya akan patah
dan ia menjadi seperti kami
mati dalam timbunan debu
akhirnya mayat kami tertahan dalam pelukanmu
hingga masuki kegelapan, kami ingin keluar
tapi kau penjarakan kami dan cabik-cabik kami
buat santapan nafsumu
Bekasi,18012008
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem