IKAN
Masih kurasa bekas-bekas ciumanmu
merasa manis, getarkan sukma dan jiwa hanyut
ikuti aliran kemauanmu. kau ajak aku ke pantaimu
Kata-katamu tawarkan keindahan. lebur aku dalam dekapmu
begitu jauh terbawa pada jalanmu. aku terpenjara dalam rumahmu
a ini sudah tak berarti.
seperti ikan menggelepar tertangkap nelayan
Semangat lunglai, melepas airmata namun mengering
matahari, bulan tak peduli dan kau pun tak akan datang
lalu cinta kan berkeliaran mencari makna sendiri
dalam kegelapan samudra.
bekasi,03 april 2008
Pada Keremangan Senja
Pada keremangan senja
Tak kulihat bayangmu datang
Tertutup pekat debu jalanan
Laju angin menidurkan mata
kurasa aku tak kan bertemu kamu.
Kutemui api di batas waktu
Rasakan panas nusuk mata
Tapi engkau hilang di balik api.
Bara membakar semua ingatan
Mengharapmu hanya kesia-siaan
Dan aku menunggu api padam
Melihat engkau menjadi debu
Lalu hilang terendam hujan
Bekasi,04-03-2008
Suatu Hari
Suatu hari aku bertemu engkau
lalu kau hunuskan pedang cinta
merobek jiwaku lalu kau ambil hati
yang tetap membatu.
mencucinya dengan tajam lidahmu
dan aku menerima pembalasanmu,
meresapi setiap penyiksaan,
lalu kutemukan darah kleleran di jalanan
jejak ini akan abadi.
sebuah mawar kan tumbuh
atas tanah yang basah.
Mungkin mawar itu kelak bercerita
tentang sebuah pertemuan
lalu mawar itu pun layu
setelah tuntaskan tugasnya
Bekasi 05/04/2008
Terminal Pulo Gadung
Terik panasmu beradu keras aspal jalan
Bising suara memacu gairah berlari-lari
Mencari tumpangan
Aku segera menemuimu dalam rasa pahit hidup
Pikiran menghitam, tubuh ini terpenuhi bau keringat
Panas semakin ingin temuimu. cahaya dingin bersembunyi
dalam rumah tua.
Namun terasa tak ada pertemuan pun tak ada pertanyaan lagi
Aku semakin tersesat dari tujuan, bayangmu menjauh. cerita lalu
terbawa angin hilang di kepanasan.
Namun aku semakin terbakar, melepuh semua angan
jiwa ini semakin hangus, lalu menjadi abu, lalu angin porak porandakan
hingga ku hanya mengikuti pusarannya. Oh Jiwa dimana kau pergi?
Bekasi 04/004/2008
Tahukah Engkau
Tahukah engkau bila aku berdiam di rumah tak kuharapkan
Berteman dengan ular, kecoa, tikus, kucing, nyamuk, dan hantu
Tahukah engkau tentang hujan yang menepikan aku dalam rumah kosong
Menunggu selesai, namun aku terjebak dalam deras hingga tenggelam
dalam fantasi adanya engkau dalam kekosongan.
Tahukah engkau 2 orang besar datang membakar rumahmu
Aku ikut terbakar bersama teman-temanku saat aku lelap di pelukan ular
Dan engkau hanya memandang hingga habis dan aku tak ada lagi.
Bekasi 03/04/2008
Bulan Tertutup Awan
Bulan tertutup awan
Pada malam selimuti kesadaran
dan kanakkanak yang gelisah,
tak akan ada dolanan.
bersembunyi takut kuntilanak datang
Malam ini aku terus mencarimu
di balik kegelapan menunggu engkau pulang
lirih sebut namamu tapi tertelan sepoi angin
aku terpuruk dalam gelap dan prasangka
hingga tersadar engkau telah hilang
tertelan kabut malam.
Bekasi 03/04/2008
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem