Aku melihat jauh ke dalam lubuk matamu...
Kutemukan sebilah pilu terbujur kaku....
Aku ingin menghapus semua itu...
Menyinarimu dengan beribu harapan baru....
*******
Keheningan selalu datang menyisir pagi....
Menyelimuti hari dengan untaian sepi....
Keindahan hadirmu membuat matahari pergi menepi....
Tanpamu, seluruh dunia bergerak dalam sunyi....
*******
Aku terdiam, tak bisa kerap memungkiri....
Warna jiwa kita telah menjadi satu.....
Walau seluruh alam ribut menggerutu....
Dalam hadirmu, aku kembali bersemi...
*******
Lingkaran cinta ini akan kekal terbalut masa....
Benang-benang kasih ini seperti jalinan sutra...
Merekatkan bagian dirimu ke diriku....
Membuat kita tetap bertemu dari waktu ke waktu...
*********
Tidakkah pernah kau menyelami dasar hati? ....
Aku sudah disana jauh sebelum dunia ada.....
Kenapa masih tak kau lihat jejak-jejakku ini....
Menapaki hidupmu sampai jagat raya tak lagi ada.....
*********
Logika bisa hadir dalam berbagai rupa....
Tapi dia tidak akan sanggup menipu rasa....
Rasa yang hadir ketika kau ada.....
Adalah bukti cinta ini sudah lama ada diantara kita....
********
Maktub kita tak akan pernah tergoyahkan....
Walau kita berusaha menghindar....
Tetap semua ini akan kembali mengejar....
Sampai kita menerima, tak semua hadir dengan logika....
********
Jangan berlaku kejam kepadaku....
Aku hanya menjalankan suratan tanganku....
Aku pun ingin bebas lepas tanpa semua itu....
Tapi kerap bayangan sedihmu menggugahku....
********
Biarkan aku menjadi tangan penutunmu....
Karena aku pun ingin melihat rekah senyummu....
Membuka jendela harapan baru disetiap pecahan hidupmu...
Agar ketika sampai masanya nanti, kau akan tahu....
*******
Kini aku ingin selalu menyelami hatimu....
Aku ingin mencari sebagian diriku disana....
Agar ketika kau berkata tak percaya....
Aku telah menanam cinta berbalur asa...
******
Copyright @ Eva Clara Harahap'Dec 2011
*******
With So Much Love & Respect,
********
Eva Clara Harahap
.
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem