Menanti Mimpi Di Ujung Perigi Poem by Eva Clara Harahap

Menanti Mimpi Di Ujung Perigi

Dalam keremangan malam di bibir jurang....

Dia memutuskan pergi ke pulau seberang....

Memikul mimpi diantara bilah-bilah karang....

Aku hanya seorang wanita yang tak mampu berbilang....

*****

Panen padi akan mulai bersemi dalam bilangan hari....

Tapi yang kunanti tak kunjung menepi...

Walau bersama hangat pagi, sudah kusiapkan secangkir kopi...

Dia masih saja menghilang tergerus mimpi...

*******

Lepas tawa kanak-kanak itu begitu rupa...

Hanya itu yang mereka punya...

Karena hanya itu yang tersisa...

Membuatku enggan memanggil duka....

******

Kembali aku memanggil bulan separuh....

Diatas perigi bulan itu terasa begitu jauh...

Bulanpun tak mampu meredakan resah...

Mungkin dengan menunggu, nasib akan mengalah....

*****

Ingin kupulangkan nasib ke rimba raya...

Agar tak ada yang punya...

Biarlah nasib ini dimakan lintah....

Supaya lekas hidupku berubah...

*****

Tapi bulan itu tak pernah jauh dari perigi...

Mungkin sudah lama dia menumpulkan gigi....

Seperti aku yang kerap melipat nyali....

Menyimpannya jauh ke sudut lemari....

*****

Tawa kanak-kanak itu sudah reda...

Haripun sudah beranjak senja....

Tak tahu kemana larinya masa....

Mungkin bersamaku merenung di pinggir jendela....

******

Ah Jendela, dia satu-satunya di hidupku yang terbuka...

Seperti harap yang menunggu si penakluk mimpi tiba...

Karena bagiku mimpi sudah bagai peti mati...

Lebih baik dikubur, daripada bikin jantung berhenti....

******

Panen tiba dengan sukacita....

Dia meminta aku kembali mengejar mimpi....

Aku berkata pelan 'Aku akan pergi, sendiri'...

'Ketika bulan tak lagi bersemayam di pinggir perigi'...

*****

Copyright @ Eva Clara Harahap'July 2011

*****

PS. Upon the enjoyment of our painting collections.

COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success