Mahkota pagi disiram gerimis.
Kupu-kupu tersesat dalam mahluk yang berjalan
dalam sunyi.
Sunyi dan sepi itu berbeda, kawan.
Sunyi itu indah, sepi itu menyiksa.
Dalam sunyi kita telah bebaskan semua derita.
Derita dalam perjalanan.
Dalam sunyi bak kita mengheningkan cipta.
Hening menekuri diri.
Cipta dalam jiwa.
Ada banyak kedamaian yang sulit aku kisahkan.
Kematian sebelum masanya.
Kematian dan ketak-berdayaan, tetapi kita
dibimbing seorang Kekasih.
Dibimbing untuk melangkah masuk.
Berjalan di pintunya yang kokoh.
Dibukakan lewat hati yang penuh rindu.
Wangi semerbak tubuh orang yang papa.
Tubuh yang mencoba berjalan hanya dengan ketulusan.
Tubuh yang selalu ingin mengerti, ada apa dibalik semua.
Tubuh yang penuh cinta.
Kini tak ada lagi peluh yang tak bernyawa.
Kepedihan adalah kegembiraan suara flute ditiup.
Orang yang menari penuh sukacita.
Dalam kesunyian semua diakrabi.
(2014)
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem