Seorang Lelaki Yang Lupa Pada Puisinya (Indonesian) Poem by Imam Setiaji Ronoatmojo

Seorang Lelaki Yang Lupa Pada Puisinya (Indonesian)

Di perempatan Plaza de Mayo (Buenos
Aires) , seorang lelaki
diingatkan oleh puisinya
yang dilupakan, bukan karena alasan
migrain di kepala yang
tiada pernah hilang
tetapi suara lembut Aurora Morea
ibunda Susana Elena Pedrini Bronzei
yang menyilangkan
tangan di dadanya, 'Kami akan terus
mengingat..'. Bukan dengan airmata
yang didulang
dari dada pedih, tetapi suara dari puisi
yang menyerbu kepalamu,
menggerogoti sukmamu,
berkecipak seperti kaki berlari di lumpur bekas hujan,
dan siapakah yang menghilangkan
anakku? Menghilangkan sejengkal puisi, yang tak akan mati,
terus memburu menjadi
sekawanan kupu-kupu liar yang terus
menetaskan
ulatnya di daun-daun. Puisi adalah anak
kandung abadi dari catatan kepedihan
dari segerombolan
sapi-sapi putih yang hidup
tanpa penggembalaan dari Juwana,
Semarang lari ke Gn. Muria terus
sampai Buenos
Aires saat seorang Jorge Rafael Videla
Redondo mengenakan mantel malam
di antara
awan-awan yang terbang, dan lelaki
itupun diingatkan
oleh puisinya yang disimpannya
di bawah bantalnya, selama lebih dari
25 tahun.

(Jkt-Smg-Blora,2009)

COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success