12 Liris Kematian
Takziah
Sediakan segelas teh manis
di teras agar pelayat menangis
langit diam menahan gerimis
Antar Jenazah
Kali terakhir penghormatan
mengantar keberangkatan
Langit bersiap penjemputan
Liang Lahat
Sayup penggali bernyanyi
Setelah gali tempat sunyi
Langit melihat engkau sembunyi
Doa Penguburan
Saat malaikat mengunci pintu
Jemari putus di putar waktu
Airmata tumpah lalu membatu
Setelah Penguburan
Langit bagai biji kopi yang larut
Lalu siapa lagi terbawa hanyut
Muram bulan di ladang rumput
Kamboja
Wangi tumpah dari ujung ranting
Guguran putih menuju hening
Di latar menyebar jadi puing
Pusara
Tertulis nama di pahat pualam
Kelak peziarah mengucap salam
Kau tetap angkuh dalam diam
Makam
Di tempat ini kau harus pulang
Tidurkan lelah setelah petang
Berselimut tanah tak lihat siang
Kafan
Sisa pagi rentangkan putih mori
Di atas dipan terbungkus ngeri
Jemari terikat tak bisa lari
Kereta Jenazah
Deru angin giring arakan awan
Raung petir buka mata hujan
Roda melaju lewati banjir tangisan
Semacam Haiku
Malam lebarkan sayap gagak
Di wangi kenanga terdengar isak
Kunti tercakar jari lunak
Warisan
Risau tertinggal di catatan duka
Tercecer ingatan di baris angka
Diselip di ikat kafan.Belum dibuka
(april 2009)
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem