Pada suatu siang pukul 01: 00,
Saya terkenang keringat Ayah,
Pada sebuah jalan di negeri ini,
Negeri penuh kebohongan dan nestapa,
Keringat keteguhan,
Pada suatu ketika Ayah menelpon:
“Bahwa meski langit mendung berawan,
Tetapi kau jangan takut “
Hari-hari ini saya merindukan keringat ayah,
Yang saya tahu persis baunya,
Saya selalu merasa kehilanganmu,
Mungkin kata-katamu hanya
membentur dinding beku,
Tak mengapa,
Keringatmu sangat lekat,
di hidungku,
Perjalanan masih panjang,
Tak mengapa,
Tak menjadi soal!
(2013)
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem