pecahlah pecah
selaput waktu
di lorong malam
saat senja terlarang
haturkan kilau pisau
pada keterlenaan
aku menusukkan pisau senja
buat roman yang bersembunyi
terpikir darah tak mau bersaksi
dan bintang bimbang menaruh muka
bagi bulan yang meradang
dalam diam setelah pembantaian
aku mengingat wajah bulan
berkeping-keping dalam periuk malam
merintihkan harap pada kokok ayam
dan kiranya terjulur lidah serigala
membelai kepingan kesakitan
lalu pagi menjadi raungan kerinduan
Feb 20, '10 5: 03 AM
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem