Anak Paling Pintar Poem by Fadhila Zanaria

Anak Paling Pintar

Anak Paling Pintar

Aku anak yang paling pintar
Usiaku sepuluh dan tidak pernah mengeluh
Papa mengajari aku
Jika mengeluh adalah pekerjaan orang miskin

Maka itu, aku hilangkan
Semua kata aduh yang bisa
Membuat hidupku melarat.

Aku anak yang paling pintar
Sekalipun tidak pernah beli buku
Pernah teman sekelasku berkunjung
Ke rumahku yang tiada duanya
'mengapa kau tak pernah ke sekolah? '
Aku tersenyum dan menyentil kepalanya yang lugu
'kau ini bodoh, ya? Kau tidak tahu? di sekolah tidak diajari? Rupiah hari ini makin meriah! Baju merah-putihku saya jahit untuk dijadikan bendera yang persis kain kafan yang berdarah dan saya kenakan untuk merayakan pesta rupiah! Ah, Dollar itu raja yang suka membuat kejutan! '
Temanku geleng-geleng, entah menganggapku gila atau dia memang bodoh.
'ya, sudah.. apa katamu sajalah! Mana bapakmu? '
'kenapa cari bapak? Bapak saya orang sibuk, sibuk berlomba dengan garis kemiskinan. Kata bapak dia ingin jadi anggota DPR agar bisa tiba digaris finish dan jauh meninggalkan kemiskinan. Tapi, aduh.. BBM naik lagi. Bapak saya yang berburu dengan angkot, kehabisan peluru. Bapak berpesan: jangan naik angkot ya nak, peluru bapak sudah tidak sakti lagi, '
Teman saya manggut-manggut. Mungkin pura-pura mengerti.
'kalau tidak sekolah, lantas apa yang kau bikin? Di rumah saja? '
Saya tertawa setengah ampun
'Mana mungkin! Saya sekarang jadi anak paling pintar.. yang menguasai rumus kehidupan. Kau mau aku ajari? Baik, begini:
Rumus kehidupan sebenarnya sederhana saja, yaitu
Masalah ÷ 0 = ∞
Variabel masalah bermula dari:
Masalah = √solusi
Jika ingin menemukan solusi maka kau harus:
Solusi = (usaha + do'a) x ∞
Apa kau mengerti? '

Teman saya menoyor dengkulnya. Mungkin dia akan berhenti berteman dengan saya karena saya sudah tak sekelas lagi dengannya. Dia kaya dan bersekolah. Saya papa dan berpengalaman.

Rumus kehidupan sebenarnya sederhana saja. Tapi, ketidakpastiannya seperti rupiah dan harga angkot yang suka membuat kecewa.

Sunday, April 12, 2015
Topic(s) of this poem: poem
POET'S NOTES ABOUT THE POEM
harga pete-pete lima ribu. pulang pergi dua puluh ribu!
COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success