Totto-Chan Poem by Fadhila Zanaria

Totto-Chan

Totto-chan cuma anak kecil yang hobi bicara soal cita-cita
Tak bosan, dan tak juga pernah habis

Sama halnya dengan orang dewasa
Yang sungguh sudah bosan
Berhenti ketawa, semenjak cita-citanya ditawan.

Suatu pagi, di musim panas
Totto-chan berkata pada
Guru yang sungguh iri padanya.

(Sebab guru itu tak punya senyum semewah yang totto-chan punya. Ibu guru membandingkan diri dan merasa miskin. Dia ingin totto-chan segera mengerti dan berhenti pamer senyumnya yang meriah itu. Maka ibu guru perlu untuk menyuruh totto-chan berdiri di lapangan hormat pada bendera selagi matahari sedang segalak ibu guru. Dengan begitu totto-chan pasti mengerti, jika di musim panas ada juga bunga yang mesti layu) .

'Ibu guru.. Tahu tidak, aku mau jadi ibu guru, ' Totto-chan berujar saja sekalipun tidak mengerti kok ketawanya yang lepas dianggap melanggar kesabaran ibu guru. Ia bingung apakah ia anak baik atau anak nakal.

Ibu guru hanya memandangnya remeh. Bom akan meluncur menghancurkan cita-cita. Sekolah hangus. Guru akan menganggur.
'Kau akan jadi guru. Hanya jika kau patuh di sekolah, '

Totto-chan tidak mendengarkan. Dia melanjutkan perkataan seolah asa yang tidak bisa putus
'Kalau aku jadi ibu guru, aku mau mengajari teman-teman bernyanyi seperti cara bernyanyi pemusik jalanan. Karena bernyanyi membuat bahagia. Aku juga akan mengajari mereka menghitung bintang, dan mereka akan jadi pandai semua, '
Ibu guru mengernyit pikirannya mengejek dasar anak-anak, 'memangnya kau tahu berapa jumlah bintang? '

'Sebanyak harapan dan do'a, ibu guru! '

Sunday, April 12, 2015
Topic(s) of this poem: dreams
POET'S NOTES ABOUT THE POEM
I DONT KNOW MORE ABOUT THE POEM CATEGORIES. I GUESS WHAT I WRITE IS PROSE POEM, MAY BE
COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success