Seberapa dalam pusingan ini?
seberapa dalam terusan ini?
apakah manusia sudah buta?
apakah manusia mampu menjalin siraturahimi lagi?
kedamaian yang didamba, tangisan dingin yang ngilu
ternyata manusia sendiri menghapusnya untuk mencandu makar dunya
..anak muda hanya mengais waktu dan detik dengan ketelandaran yang nyata..
hingga waktunya telah tiba, semuanya hanya akan berhenti dan berteleku merebahkan wajah hingga ke lumpur
mengecewakan..
hanya menunggu detik menghinakan, mata telah kabur…hati telah pun mati.
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem