Aku?
satu kepala
sejuta topeng di muka:
obral muka!
Kau?
satu mulut
seribu kata melaut:
jual kata!
Terhantam di muka kaca
Remuk-dingin-busuk!
Kukorek tanahtua Senayan sana
Cari pelita!
Di tiang-tiang renta
sama saja!
gelap-lengkap!
Ke timbunan sampah? !
Ah! Ini darah,
lainnya nanah.
Adakah pemantik di ujung jalan,
ujung tahun-ujung bulan?
Langkahmu-langkahku terlanjur senja
dan masih juga kita
terkantuk-kantuk,
terhantam di muka kaca
Remuk-dingin-busuk!
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem