Doa Sang Rawi Poem by Titon Rahmawan

Doa Sang Rawi

Rating: 5.0

Mengapa kami mesti mengarungi laut rembang ini hanya untuk pulang kepadamu? Merenangi selebu segara duri hanya untuk mengasah mimpi atau sejenak menggantang rindu.

Ke mana kompas menunjuk arah, menghampar layar dan melais perih demi menerjemahkan riwayat luka sang waktu?

Seperti kerlip bintang yang senantiasa hadir di dalam benak setiap segani. Ribuan runtunan tanya yang entah mengapa masih juga serupa misteri; pada akhirnya, ke mana gelombang ini akan pergi?

Mestikah kami merunut jejak bahtera Nuh yang terkaram di puncak Ararat setelah ia gagal menghentikan amuk maha air bah? Atau barangkali, kami mesti nyalakan lagi sebuah suar setelah yang terakhir kali engkau padamkan.

Lalu ke mana waktu, yang dulu melaju bersama kita? Menjerat engkau, aku dan sang juru peta itu. Waktu yang akan mengembalikan kami pada awal mula kisah.

Supaya kami bisa sejenak henti hanya untuk sekadar bercakap. Saling bertukar tanya atau jalin-menjalin kata. Di mana aku bisa bertanya padamu, nama apa yang pantas kami sematkan pada arombai ini?

Agar kami dapat melawan maras atas petaka yang menghantui para kelasi sejak awal mula perjalanan. Sekalipun sungguh, kami belum sempat menyentuh pengayuh engkau telah sampai ke seberang.

Namun ijinkan kami menapak tilas karas, keping batu di mana aku telah mengabadikan namamu yang keseribu.

Untuk kesekian kali, kubentangkan tikar sujudku kehadapanmu. Pada dadamu yang lapang, rumputmu yang tenang dan air menggenang yang tak henti menitik dari pelupuk matamu.

Betapa aku percaya, engkau akan melapangkan langit jingga dan menegakkan mercu yang dulu pernah menuntun langkah kami pulang ke haribaanmu.

Demi lembayung biji matamu dan kelim agung jubahmu, jangan jadikan petualangan kami kali ini berakhir dengan sia-sia.

COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success