KETUKAN-KETUKAN KECIL DI ATAS DENGKUL Poem by Afrizal Malna

KETUKAN-KETUKAN KECIL DI ATAS DENGKUL

aku mengetuk-ngetuk dengkulku, ada tanah
yang berjatuhan. dengar. tanah itu seperti
sebuah malam minggu yang mati. seperti
sungai yang berjalan di atas jembatan. dengkul
tidak seperti kota yang kau bangun di mulut
knalpot. bukan sebuah kebahagiaan yang
berisik seperti kantok plastik, tempat orang
membuang malam dengan bercakap-cakap,
dan mencari sedikit pelukan dari kesepian yang
biasa. pelukan yang biasa. keparat. seperti piring
yang pecah dan meninggalkan lubang hitam di
dalamnya. lalu aku bangkit, dengkulku sudah tak
ada. dengkulku telah pergi dari tubuhku. tubuh
tanpa dengkul itu pun aku buang. aku buang
dekat jendela. aku terkejut. aku berada di mana
kini. di luar jendela atau di dalam jendela. siapa
yang telah dibuang? aku yang telah membuang
tubuhku ke luar jendela, atau jendela itu yang
telah membuangku? bagaimana aku menentukan
arah tanpa bersama tubuhku? lalu kucing berpesta
di malam minggu. membuat negara dari piring-piring
pecah. aku lihat piring pecah di malam minggu. aku
lihat malam minggu pecah di lubang hitam yang mulai
berotot itu. aku dengar dengkulku menyembunyikan
semuanya. tentang tanah yang berjatuhan di atas
bantal tidurmu. tentang korek api dalam tubuhmu.

COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success