Cinta Rasulullah—rindu Yang Tak Terperi Poem by Ayatullah Nurjati

Cinta Rasulullah—rindu Yang Tak Terperi

Rating: 5.0

Rindu ini membuncah, menggurita dan bergema ke seluruh jagat semesta dan penjuru dunia

Rindu tak pernah berujung seolah terbujur kaku dalam rotasi waktu yang berdetak

Rindu mengalir deras dirasa oleh setiap insan manusia

Rindu yang selalu tertambat hasrat mengalir diagungkan oleh para penyajak



Rindu selalu tak pernah dipersalahkan dengan fakta cinta fobia, kecintaan pada Sang Utusan layaknya megalomania

Rindu komplain ke perasaan kemudian mengadu ke hati bagian dari organ tubuh berbahan dasar darah, daging dan yang telah bercampur amoniak

Rindu mengenyahkan rasio dan perasaan yang ada dan setiap insan akan merasa bersedia

Yang mencintanya, mengasihi kepada sang kekasih tak akan mengharapkan cintanya kembali, karena murninya sampai riang gembira dan bersorak



Rindu, Silahkan kalian definisikan dalam wacana teoritis dan praktis karena itu adalah pemberian Tuhan dan itu tak terperi, selalu saja berbahagia

Rindu hijau usang telah tertambat dan menepi menyiarkan sebuah kabar nan spesifik dan berwatak

Madu cinta dalam cawan candu di mihrab perjamuan cinta dihadiri oleh para Malaikat diselingi sholawat mania

Sampai Akhir Hayat Beliau selalu merefleksikan kecintaan kepada umatnya, Begitu kentara seolah beliau hadir dalam setiap runutan peristiwa ketika kita diagungkan dan dilafadzkan berjamaah lewat Sirah Nabawiyah yang terangkum dalam Al Barjanzi seraya diagungkan Sang Khalik sebagai Dicinta dan Dirinya sebagai Pecinta —Tak berjarak



Quatrain A B A B, A B A B, A, B, A, B

SLIPI,12 RABIUL AWAL 1443 H (19 Oktober 2021) .8: 25 Pagi

POET'S NOTES ABOUT THE POEM
Siapa yang mengaku dirinya mencintai Rasulullah harus memahami dan mencintai dirinya Terlebih dahulu
COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success