Biru tak lagi sendu—nila tak sebegitu gila
Merah tak lagi parah—hitam tak lagi kelam
Hijau tak lagi silau—jingga tak seteguh belangga
Kuning tak lagi pening—putih tak lagi bersih
Hidup terkais suatu keindahan
Warna-warni menggeliat dibelai suatu keinginan
Hiruplah udara bersih yang menjadi suatu tambatan nasib
Kuatlah setegar batu, lemah—lembut layaknya kupu-kupu, berontaklah sekuat macan. hidup bukan untuk diperkosa hak-haknya, hidup adalah suatu kausalitas naluri yang bergejolak sesuai dengan apa kata hati nurani
Kemenangan yang diraih adalah suatu kelenturan nurani
Kau wanita tegar, kuat, lembut, bergejolak
Kau wanita dan aku adalah pria, - wanita yang berhasrat putih melewati suatu kehidupan sementara pria yang tersumbat kepekaan hendak dibelai oleh sang wanita
Meronta dan tetapkan dan hancurkan sang pembuang di persimpangan dalam luka yang tercecer
Menggeliatlah resah dalam kepekaan
Antara dua segi kau dapat mengerti begitu indahnya kasih sayang
Berselimutlah dengan senandung kehidupan
Tersenyumlah, tersenyumlah sayang. Usah kau ragu tentang arti hidup ini
TANJUNG DUREN 03 AGUSTUS 2004. JAM 12.31 MALAM