Metafora Apa Adanya Poem by Ayatullah Nurjati

Terkadang sastra sering melabrak ruang bahasa
Pidato, pernyataan yang dibuat oleh penyair handal terkadang terungkap dalam beberapa dekade mendatang ketika penyair meninggal
Penyair terkadang terlihat nyentrik, sering menyendiri bahkan terasing di kalangan masyarakat pada masanya
Penyair terkadang bersenda gurau dengan para filosof dalam mengungkapkan keinginan hati atau bahkan bergandengan tangan dalam mengungkapkan sebuah etika dan estetika.

Ontologi, Etimologi dan Epistemologi, Aksiologi seakan hilang ketika penyair berkata
Bahkan ajaran para Nabi juga dapat diterjemahkan oleh para filosof dan menjadi penerus agama yang dibawa oleh para Nbi dan Rasul sebagai wali yang diutus Tuhan ke bumi.
Ruang Gelap Sastra terpancar jelas ketika Penyair mengungkapkan sebuah fakta dan jelas akan terpinggirkan oleh kelas sosial.
Bahasanya asyik sendiri dan kadang dibuat santai dengan ketenaran nama besarnya
Jelas bahwa ketika dualisme diambil sebagai predikat, penyair dan filsuf selalu menghasilkan sebuah mahakarya yang merupakan bagian dari prasasti kehidupan.
Nah, saya bertanya pada diri sendiri, Apa posisi saya saat ini?
Saya adalah jangkrik di antara padang gurun yang luas dari penyair dan filsuf dunia atau saya hanya setitik debu di antara gurun filsafat, bahasa dan sastra